MENGINGAT SEJARAH KAREL. DOORMAN,,KAPAL INDUK BELANDA YANG JADI TARGET BUNG KARNO
MENGINGAT SEJARAH KAREL. DOORMAN,,KAPAL INDUK BELANDA YANG MENJADI TARGET BUNG KARNO
Pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Tri Komando Rakyat untuk menggagalkan pembentukan negara Papua dan merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda.
Trikora ini kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada 2 Januari 1962 dengan Mayor Jenderal Soeharto sebagai panglimanya.di tengah-tengah suasana yang semakin memanas, ada satu nama yang tak bisa dilepaskan dari ingatan maupun perhatian dari kalangan seluruh personel Indonesia yang ikut serta pada Operasi Trikora. Dianggap sebagai ancaman terbesar dari Koninklijke Marine (AL Belanda) terhadap kekuatan Komando Mandala,
Sekaligus batu sandungan terberat dalam upaya merebut kembali Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi, seluruh kekuatan laut dan udara Indonesia seolah dikerahkan hanya untuk menghadapinya. Inilah kapal terbesar yang pernah dioperasikan oleh Koninklijke Marine: Hr. Ms. Karel Doorman.ketika Karel Doorman melakukan show of force di Irian Barat pada 1960, dia didampingi oleh 2 kapal perusak Hr. Ms. Groningen dan Hr. Ms. Limburg, 1 kapal minyak tanker sipil STS Mijdrecht yang dimiliterisasi dan 2 kapal selam dari kelas Walrus (kemungkinan Hr. Ms. Walrus dan Hr. Ms. Zeeleuw).kapal induk Belanda yang menjadi ancaman terbesar dalam Operasi Trikora.
Ini adalah kapal induk kedua milik Belanda yang memiliki nama yang sama. Kapal induk Karel Doorman pertama yang dimiliki oleh Koninklijke Marine bukanlah Karel Doorman yang merupakan ex-light carrier Inggris, HMS Venerable, melainkan kapal ex-Royal Navy lainnya, yaitu kapal induk kawal (merchant escort carrier) HMS
Nairana.Nama Karel Doorman diambil dari nama seorang Laksamana Muda (Schout-bij-nacht) AL Belanda bernama Karel Willem Frederik Marie Doorman. HMS Nairana dipinjamkan kepada Koninklijke Marine sebagai upaya Inggris membantu pembangunan kembali AL Belanda, dan oleh Belanda namanya diganti menjadi Hr. Ms. Karel Doorman dengan nomor lambung QH-1. Hr.. Ms. Karel Doorman QH-1 hanya mengabdi kepada Koninklijke Marine selama 2 tahun dan tidak mengalami kejadian besar apapun hingga dikembalikan kepada Royal Navy pada 1948.
Setelah Hr. Ms. Karel Doorman QH-1 (ex-HMS Nairana) dikembalikan kepada Inggris, Belanda kembali memiliki sebuah kapal induk. Kali ini Belanda membeli sebuah kapal induk ringan Inggris, ex-HMS Venerable yang dinamakan dengan nama yang sama seperti kapal induk sebelumnya, yaitu Hr. Ms. Karel Doorman, namun kali ini dengan nomor lambung R-81.HMS Venerable adalah kapal induk ringan dari kelas Colossus.
Kapal ini memiliki lapisan baja yang lebih tipis, namun lebih banyak dalam mengangkut pesawat. Kelas Colossus didesain untuk bisa dibuat dengan cepat pada galangan kapal niaga, namun dengan kemampuan tempur yang lebih hebat daripada kapal induk kawal (escort carrier).
HMS Venerable dibuat di galangan kapal Cammell Laird di Birkenhead pada 3 Desember 1942.
Walaupun awalnya direncakan untuk selesai dalam 21 bulan, pada kenyataannya, adanya modifikasi pada desain membuat waktu pengerjaan molor menjadi 27 bulan. Sebagai akibatnya, hanya 2 kapal kelas Colossus yang selesai tepat waktu (HMS Colossus dan HMS Glory). Kapal-kapal dari kelas Colossus rata-rata mulai bertugas pada akhir 1943 hingga 1944, dan untuk kasus HMS Venerable, baru siap tugas pada 27 November 1944, yaitu ketika PD II mendekati saat-saat akhir. Hingga selesainya Perang Dunia II, baru 4 kapal kelas Colossus yang selesai, dan secara total, hanya 8 kapal yang berhasil dibuat dari rencana sebanyak 16 kapal.
Pada bulan Januari 1945, HMS Venerable menjadi kapal bendera dari Skadron Kapal Induk ke-11 Armada Pasifik Inggris Raya. Kemudian Armada Pasifik Inggris Raya menggabungkan diri dengan Armada Ketiga Amerika Serikat (kemudian dipindahkan ke Armada Kelima) untuk mmelaksanakan kampanye perang di Pasifik. Berturut-turut kapal ini turut serta dalam kampanye untuk membebaskan Hongkong, Indocina, dan pada 4 Desember 1945, pernah mampir ke Tanjung Priok untuk repatriasi tawanan perang Jepang ke Kanada atau Australia.
Secara total, HMS Velnerable hanya bertugas selama 3 tahun di Royal Navy, sebelum pada 1 April 1948 dibeli oleh pemerintah Belanda untuk menggantikan kapal induk kawal Hr. Ms. Karel Doorman QH-1 (ex-HMS Nairana). Tidak ada aksi pertempuran besar yang pernah dialami oleh HMS Velnerable, selain penyerangan atas kapal Jepang di Teluk Lammas pada 30 Agustus 1945. Selama menjalankan perannya di Armada Pasifik Inggris Raya , HMS Venerable diperkuat oleh 40 pesawat yang terdiri dari burusergap Vought F4U Corsair, dan pembom torpedo Fairey Barracuda. Setelah dibeli oleh Belanda, HMS Venerable diganti namanya menjadi Hr. Ms. Karel Doorman dengan nomor lambung R81.Tahun 1969, kapal ini dijual kepada angkatan laut Argentina dan diganti namanya menjadi ARA Veinticinco de Mayo.(litbangMPNI)
0 Komentar: