Tak Ada Guru dan Minim Prasarana, Babinsa Mengajar Puluhan Anak Putus Sekolah Di Daerah Terpencil
Tak Ada Guru dan Minim Prasarana, Babinsa Mengajar Puluhan Anak Putus Sekolah Di Daerah Terpencil
Kekurangan tenaga pengajar dan sarana pendukung dirasakan sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar di daerah terpencil. Tenaga pengajar atau guru merupakan komponen terpenting yang harus ada di dalam proses belajar-mengajar di sekolah selain siswa itu sendiri. Seperti yang terjadi di Desa Funanayaba, Kec Werinama, Kab Seram Bagian Timur (SBT). Desa Funanayaba merupakan sebuah Desa terpencil yang terisolasi tanpa ada akses jalan raya.
Terdapat sebagian besar putra-putri masyarakat Desa Funanayaba t tidak bersekolah karena selain tidak ada guru juga minimnya sarana dan prasarana pendukung seperti gedung serta buku pelajaran yang dimiliki sekolah. Selain itu animo masyarakat untuk bersekolah masih sangat rendah.
Hal inilah membuat Bintara Pembina Desa (Babinsa ) Desa Funanayaba Serka La Adam memberikan pelajaran di Sekolah Persiapan SD Funanayaba. Kegiatan ini sebagai salah satu pembinaan teritorial dari satuan Komando Kewilayahan kepada warga masyarakat yang berada di desa terpencil, dengan dibekali buku petunjuk dari guru lainnya.
Serka La Adam memberikan materi pelajaran sesuai dengan buku petunjuk yang diberikan agar tidak keluar jalur dari materi pelajaran yang diajarkan.
“Sebagai seorang Babinsa, saya merasa terpanggil untuk berbagi ilmu kepada para siswa di sekolah tersebut, saya harus tahu keluhan yang di rasakan warga Binaan saya,”ujarnya.
Menurut Babinsa Desa Funanayaba itu, bahwa keadaan siswa-siswi di sekolah pedalaman sangat jauh berbeda dengan siswa-siswi di perkotaan.
“Ini adalah potret umum siswa-siswi di pedalaman yang memang sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Saat ini SD tersebut baru memiliki 3 kelas dengan jumlah murid sebanyak 27 orang terdiri dari Kelas 1 sebanyak 11 Orang, Kelas 2 sebanyak 9 orang dan kelas 3 sebanyak 7 Orang.
Saat ini pemerintah sedang berupaya untuk membuat sekolah Dasar persiapan dengan mendatangkan 1 orang tenaga guru honorer. Sebelumnya ada satu guru honorer yaitu lbu Jamila.
“Menyikapi hal ini maka kami akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten SBT agar dapat memenuhi dan mendukung kebutuhan di Sekolah SD Funanayaba ini” ujar La Adam.(Pendam16/litbangMPNI)
0 Komentar: