NELAYAN PANTAI MEKAR MUARA GEMBONG KELUHKAN PENCEMARAN KEPADA AMPHIBI
NELAYAN PANTAI MEKAR MUARA GEMBONG KELUHKAN PENCEMARAN KEPADA AMPHIBI
Adanya keluhan dan pengaduan masyarakat nelayan Pantai Mekar Muara Gembong Kabupaten Bekasi kepada AMPHIBI tentang dugaan pencemaran menjadikan tantangan baru terhadap Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3 Indonesia (AMPHIBI).
Setelah mendapat laporan dari masyarakat dan tokoh nelayan pantai mekar terkait beberapa permasalahan lingkungan, team Investigasi AMPHIBI yang dipimpin langsung ketua umum Agus Salim Tanjung So,si melakukan kunjungan ke desa muara jaya pantai mekar muara gembong kab.bekasi, "senin 22/4/2019.
Dalam kunjungannya ketua umum AMPHIBI yang didampingi koordinator investigasi Gregorius Boris dan Jhon ambon disambut tokoh masyarakat setempat "Amen" dan para nelayan setempat.
Kecamatan muara gembong terdapat enam desa, yakni desa pantai bahagia, desa pantai mekar, desa pantai bakti, desa pantai harapan jaya, desa pantai sederhana dan desa jaya sakti.
Seluruh masyarakat setempat mengeluhkan tentang pencemaran air yang diduga bersumber dari sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL).
Sesampai dilokasi dimana masyarakat dan nelayan telah berkumpul, team investigasi AMPHIBI mengadakan rapat dan tanya jawab dengan masyarakat, nelayan desa pantai mekar.
Di lokasi penimbangan hasil tangkapan ikan para nelayan, ketua umum AMPHIBI Agus Salim Tanjung So,si memperkenalkan diri beserta team.
Dalam tanya jawab tersebut, berbagai keluhan dilontarkan nelayan dan tokoh masyarakat kepada team investigasi AMPHIBI.
Taryono salah satu nelayan menyampaikan bahwa pencemaran dari sungai cikarang bekasi laut CBL benar-benar telah merugikan masyarakat.
"Kami sebagai nelayan meminta kepada pemerintah kabupaten bekasi dan pusat agar pembuangan limbah industri ke kali cbl tidak lagi terjadi.
"penghasilan kami yang tadinya bisa mendapat 200 ribu sampai 300 ribu perhari, kini hanya bisa mendapat 20 sampai 50 ribu perhari.
Kadang kami seharian melaut sering tidak mendapat uang sama sekali, "kesal Taryono".
Sementara tokoh tertua setempat bernama Sayian yang telah berumur 97 tahun menyampaikan kekecewaannya terhadap pemerintah yang tidak mengawasi perusahaan/industri dalam pengelolaan air limbahnya.
"Dulu nelayan di desa ini masih bisa mendapatkan ikan kakap merah tanpa harus jauh-jauh melaut.
Tapi, sekarang ini ikan cere saja sudah tidak ada lagi, "cetus Sayian" kakek pejuang 45 yang sempat melontarkan kata-kata proklamasi kemerdekaan republik indonesia.
Ketua Umum Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3 Indonesia AMPHIBI Agus Salim Tanjung So,si dalam pertemuan tersebut menyampaikan bahwa permasalahan lingkungan hidup adalah tanggung jawab kita semua.
Kalau memang benar-benar ingin adanya suatu perubahan di Kecamatan Muara Gembong ini, harus benar-benar bisa bekerjasama dalam pengawasan maupun aksi nyata.
Kalau kita kompak dan satu komando, permasalahan lingkungan di desa ini akan segera terselesaikan tanpa harus saling menyalahkan "ungkap Agus ST.
Disamping itu Agus ST juga mengajak masyarakat mulai peduli terhadap lingkungan dan membentuk Kampung Peduli Pencemaran Lingkungan KPPL di Kecamatan Muara Gembong kabupaten Bekasi Jawa Barat.
Selanjutnya masyarakat dan para nelayan sepakat akan membentuk dan menyusun kepengurusan KPPL AMPHIBI dan langsung mengibarkan bendera AMPHIBI dan YASOS BKS dilokasi tersebut.
(awan.pers)
0 Komentar: