Iran Kian Kuat, AS Terpaksa Turunkan Senjata Pamungkas Ini, Gertakan atau Khawatir
Iran Kian Kuat, AS Terpaksa Turunkan Senjata Pamungkas Ini, Gertakan atau Khawatir?
AS mengirimkan selusin F-22 untuk menghadapi Iran Palagan Timur Tengah bukanlah medan perang mudah. Mudah ditaklukkan lalu bergolak terus tanpa ujung. Tengok alotnya Afganistan dan Irak. Tentara AS hanya menang di depan, namun harus menghadapi gerilya bertahun-tahun.
Bagaimana dengan Iran? AS selama ketegangan dengan Iran hanya menekan, mengintimidasi, dan memberi sanksi, sambil pamer kapal induk mondar mandir di Selat Hormuz. Mereka sadar, Iran bukan lawan yang mudah. Memiliki proksi yang siap digerakkan hingga perbatasan Arab Saudi.
AS terus meningkatkan kekuatan pada pangkalan militernya di Qatar
Nah, untuk menekan Iran, AS akhirnya menurunkan F-22 Raptor yang punya rekor tanpa cacat. Sebagaimana diberitakan sindonews.com (29/6), AS mengerahkan selusin F-22 Raptor ke Qatar di bibir Teluk Peris. Pengerahan belasan pesawat ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran dan ancaman terhadap pasukan AS di kawasan itu.
Selusin F-22 Raptors tiba pada Kamis (27/6) ke pangkalan udara Al-Udeid, pusat operasi udara AS di Timur Tengah. Komando Pusat AS menyebut, pengiriman F-22 Raptor ke kawasan Teluk Hormuz adalah untuk pertama kalinya.
Pesawat-pesawat tersebut membawa rudal udara-ke-udara dan dapat melakukan misi serangan darat. Militer AS menggunakan F-22 tahun lalu untuk mendukung AS dan pasukan sekutu di Suriah.
Ketegangan di wilayah Teluk Persia antara Washington dan Teheran meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Pada bulan Mei, Presiden Trump mengerahkan kelompok tempur kapal induk USS Abraham Lincoln dan gugus tugas pembom B-52.
Armada yang dikirim tersebut untuk memberi peringatan kepada Iran. AS menegaskan ancaman terhadap AS dan sekutunya akan ditanggapi dengan serius. Pentagon pekan lalu menyetujui pengiriman 1.000 tentara tambahan ke wilayah itu setelah para pejabat menyalahkan Iran atas serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman.
Jenderal Angkatan Laut AS Frank McKenzie, komandan Komando Pusat, meminta sistem pertahanan udara dan rudal tambahan. Pasukan AS di Qatar juga menerima pesawat mata-mata tambahan untuk memantau potensi ancaman Iran terhadap pengiriman minyak di wilayah Teluk.
Namun salah satu pesawat mata-mata AS, RQ-4 Global Hawk, jatuh dihantam rudal Iran, yang menyebabkan ketegangan meningkat.(Adi.G/litbangMPNI)
0 Komentar: